WARTA- Seperti halnya rutinitas setiap bulan yang di selenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pasar Kliwon di ranting rantin NU se Kecamatan Pasar Kliwon.
Pada Sabtu Malam (30/11) kegiatan lailatul ijtima di gelar
di Masjid Siti Mariyam, Ranting NU Kalurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo.
Hadir pada acara tersebut, jajaran pengurus MWCNU Pasar
Kliwon, PAC Muslimat Pasar Kliwon, IPNU – IPPNU, Banom dan Lembaga lainya.
Dalam sambutanya Ketua MWCNU Pasar Kliwon, Khomsan Fajri,
menyampaikan, kegiatan rutin ini sebagai sarana untuk silaturahmi dan membangun
penguatan jamiyah, sekaligus melakukan evaluasi organisasi.
Oleh karenanya Lailatul Ijtima di selenggarakan bergantian setiap
bulan di ranting NU di seluruh Kecamatan Pasar Kliwon. Biaya palaksanaanya di subsidi
sesuai dengan kondisi ranting masing masing.
Lailatul Ijtima di isi kajian rutin ngaji kitab Daqoiqul Akbhar karya
Imam Abdirahim bin Ahmad Al Qadhiy, oleh Kyai Zainal Asom selaku Rois syuriyah
MWCNU Kecamatan Pasar Kliwon.
Dalam kajianya, Kyai Zainal Asom mengkisahkan tentang para
malaikat yang di beri tugas oleh Allah SWT. Pada bab 16 penjelasan tentang malaikat
yang masuk kubur sebelum malaikat munkar dan nakir.
Di terangkan oleh Kyai Zainal Asom, akan datang kepada mayit seorang
malaikat sebelum datangnya Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir, wajahnya
bersinar terang seperti matahari, namanya Malaikat Ruman.
Malaikat Ruman datang kepada mayit kemudian
duduk seraya berkata kepada mayit,
"Tulislah apa yang telah kamu perbuat, baik kebaikan maupun
keburukan !".
Lalu,
mayit itu bertanya, "Dengan apa aku akan menulis ?
Di mana pena, tinta, dan wadah tintaku ?".
Malaikat Ruman pun menjawab, "Ludahmu adalah tintamu dan penamu adalah jari-jarimu !".
Lalu
mayit itu bertanya lagi"Pada apa aku akan menulis
sedangkan tidak ada lembaran amal bagiku ?".
Lalu Malaikat Ruman memotong kain kafannya
sepotong dan memberikan kepada mayit seraya berkata, "Ini adalah lembaran amalmu, maka tulislah !".
Mayit
itu pun menulis kebaikan yang telah dilakukannya di dunia. Tatkala sampai pada
keburukannya maka mayit tersebut merasa malu kepada Malaikat Ruman.
Lantas Malaikat Ruman berkata, "Wahai orang yang berbuat dosa, mengapa kamu tidak malu kepada Penciptamu ketika kamu melakukannya di dunia dan kamu malu kepadaku sekarang ?".
Hikmah dari kisah tersebut Kata Kyai Zainal Ashom, hendaklah kita sebagai manusia selalu berbuat baik. Sekecil apapun kebaikan tersebut, niscaya tetap akan di catat sebagai sebuah amal kebaikan yang akan menjadi bekal manusia kelak di akherat.
(red:mwcnupasarkliwon)
0 Komentar